Metromini T & T


Habis main di blognya Aa Ikhwan yang menulis postingan ttg ini akhirnya membuat saya latah juga ingin flashback mengenang kembali alat transportasi saat saya masih mengenakan seragam putih abu-abu. Sengaja memang saya memilih waktu saya berseragam putih abu-abu ini karena saat itulah saya untuk pertama kalinya mendapatkan sekolah yang agak jauh letaknya dari tempat tinggal saya. Kalau waktu masih berseragam putih-biru dan putih-merah sekolah saya hanyalah beberapa ratus meter saja dari rumah jadi cukup dengan jalan kaki maka sampailah saya disana.

SMU 59 begitulah nama sekolah saya. Terletak didaerah Jakarta Timur, atau persisnya Kampung Bulak – Klender . Daerah ini dahulunya banyak dihuni oleh komunitas Betawi . Namun untuk sekarang saya tidak begitu tahu lagi apakah komunitas betawi masih mendominasi masyarakat disana.

Berjarak sekitar 10 km-an lebih dari tempat tinggal saya di daerah Prumnas-Klender . Disini saya bisa memperkirakan jaraknya karena kalau tiap minggu pagi saya biasa berlari ke daerah Bulak dimana waktu tempuh yang saya capai pulang-pergi sekitar 1 jam setengah. Oh yach…saat itu memang booming untuk bersepeda belumlah ada gaungnya tidak seperti sekarang yang ramai sekali dengan komunitas-komunitas sepeda yang ada. Nyesel juga rasanya kenapa ngga dari dulu saja bersepeda ke sekolah. Dulu itu teman-teman saya satupun ngga ada yang memakai sepeda saat ke sekolah. Mereka lebih menyukai membawa sepeda motor hitung-hitung sambil “menyelam minum air” siapa tahu aja ada gadis manis minta dibonceng pulang.

Adapun angkutan langganan saya saat itu adalah metromini T-50 jurusan Kp.Melayu – Prumnas Klender. Saat itu jumlah metromini ini lumayan banyak, jadi kita bisa memilih mobil yang agak bagusan. Agak bagusan disini bisa dilihat dari fisik mobil itu sendiri ataupun juga kelengkapan asesoris didalamnya. Contohnya : saya lebih suka pada saat itu metromini yang didalamnya full music alias ramai sama suara lagu-lagu. Oh ya…pemilihan mobil disini bukan untuk waktu pagi hari tentunya karena kalau pagi hari penumpangnya lumayan membludak jadi kita tidak bisa untuk memilih-milih mobil. Terangkut saja rasanya sudah merupakan prestasi yang cukup bagus sepertinya karena kita mampu bersaing dengan penumpang lain untuk bisa masuk kedalam mobil.

Alternatif kedua dari angkutan yang saya pakai saat bersekolah adalah (masih sama2 metromini) adalah metromini T-506, jurusan Pd. Kopi – Kp. Melayu yang bisa dikategorikan inilah akses tercepat saya ke sekolah karena jalur yang dilaluinya adalah trek lurus yang tentunya kalau penumpang sudah penuh, sang supir bisa menginjak gas lebih dalam lagi untuk memacu bisnya lebih cepat.

Untuk alternatif terakhir adalah mobil omprengan yaitu mobil yang kalau kita duduk saling berhadap-hadapan (seperti mikrolet) namun belakang mobil ini terbuka sebagai tempat penumpang untuk naik atau turun. Jenis ini sering juga saya pergunakan saat itu karena aksesnya yang sama cepat seperti metromini T-506.

Wahh…rasanya sudah panjang juga saya menulis sementara sebentar lagi akan main partai antara Denmark versus Portugal. Rasanya sayang dong kalau kita lewatkan begitu saja…. 🙂

sumber foto :

http://www.jakartakita.com/

http://www.pringsewunews.co.cc/

http://sman59jkt.sch.id/

50 thoughts on “Metromini T & T

  1. Mobil omprengan itu kalau nggak salah aku pernah liat di acara TV apa gitu, masih dipakai lho. Bukan di Indonesia sih, tapi di Filipina (Manila) kalau nggak salah, hmmm…

    Btw, jauh juga ya jarak sekolahnya sekitar 10 km…

  2. wah saya buta banget sama daerah Klender mas Ben, lucu yah omprengannya begitu, kalau sekarang omprengan kebanyakan mobil pribadi yang bagusbagus ihihi
    Denmark kalah, sayang banget, nyesek itu kalahnya 😦

  3. mobil omprengan terakhir naik itu 2010 apa 2011 lupa dari bogor ke cawang, mobilnya sih bagus, apv gitu, tapi jadinya takut juga.
    tapi karena waktu itu gak ada pilihan lain yo nekat ae 😀
    alhamdulillah sih gpp, padahal dengar2 banyak juga omprengan yang gak bener gitu deh 😦

  4. Hohohoho…Bens pasti lagi eforia karena bola!
    Sayang sekali masa putih abu-abu saya di luar Jakarta yang sarana transportasinya tidak punya bus atau metro mini, hehe, jadilah selain kendaraan pribadi, angkot dan becak adalah pilihan lainnya yang bisa diambil.
    😀
    Selamat nonton bola, Bens…

  5. kalau aku dulu sekolah seringnya mbonceng motor teman Bens, naik sepeda juga pernah, jalan kaki juga, kalau pulang sekolah sih rame rame dgn teman teman

  6. memang mengenang masa lalu nggk ada matinya pa lg masa sekolah…kalau aku dulu juga milih mini bus tapi milih nya yang lajubya kuenceng abis skolah dari rumah agak jauh.jadi kalau mobilnya kuenceng pasti penumpangnya banyak

  7. saya gak banyak pengalaman dengan metromini dan teman-temannya. satu alasanya adalah karena saya malas ke Jakarta (meski posisiku saat ini tidak jauh-jauh amat dengan ibukota) 😦

  8. kenangan itu memang tidak bisa di lupain. dulu saya pake angkot saat kelas 1 ma, lalu saat kelas 2 nya pake kaki, dan kelas 3 nya pake motor. yang berkesan saat di angkot saya dapat bercerita dengan teman teman.

  9. haalooo bens.. ihh kangen deh bw2 ke sini.. hehehe…

    kalau aku mulai SMP naik angkot. soalnya jarak rumah ke sekolah sekitar 15km, untungnya pagi lebih sering dianter seh, nah kalau pulangnya malah harus pulang sendiri.. walaupun banyak rute, tapi tetep aja harus 2 kali ganti angkot.. aaahhh ribet deh klo masalah angkutan umum di Pontianak ini.. Gak ada pilihan soalnya… hmmm

Tinggalkan Balasan ke bensdoing Batalkan balasan