Navigator Sang Pembalap


Postingan saya kali ini sedikit akan mengulas tentang sosok dibalik keberhasilan seorang pembalap mobil yaitu navigator. Tahu khan navigator yang saya maksudkan disini ? Itu lho...seseorang yang berada disamping pembalap yang mulutnya tidak pernah berhenti nyerocos memberitahukan sang driver (pembalap) dalam menginformasikan setiap jalan yang akan dilaluinya. “Depan belok kanan…trus lurus 2 km…”, “awas jurang setelah belokan ini…”, “tikungan tajam didepan kita…”, begitulah mungkin kira-kira apa yang diucapkan sang navigator. Sementara itu dengan kecepatan tinggi sang pembalap tetap fokus dengan jalan yang ada didepannya.

Membayangkan jadi seorang navigator saya jadi teringat sewaktu masih sering “pulang kampung” ke Indramayu (kampung alm. ayah saya), dimana kami sering melalui jalur Pantura. Biasa kami menggunakan bis yang mengambil start dari Pulogadung sebagai terminal homebase AKAP (Antar Kota Antar Propinsi). Bis-bis Jawa (saya biasa menjulukinya) memang terkenal memiliki supir-supir yang bernyali bak seorang pembalap F-1. Para supir ini seperti yakin bangets kalau nyawa mereka ada dua. Ngga takut mati dijalan, begitu mungkin kasarnya. Terlebih bila memasuki trek lurus (Pantura) anda harus siap-siap sport jantung karena bis yang kita tumpangi biasanya sangat rapat sekali dengan pantat bis yang ada didepannya. Jadi buat yang jantungan jangan dech coba-coba ngejajal duduk dibangku baris depan apalagi yang duduknya persis disamping supir….!

Balap-balapan antar supir jawa ini biasanya juga diiringi oleh lagu-lagu khas pantura…“dangdut tarling” dan tentunya juga disemangati oleh penumpang “setia”nya yang mungkin sudah tahu kalau bis yang dinaikinya dikomandoi oleh supir si X misalnya yang terkenal bak seorang pembalap kawakan. Lucu-nya tuh kalau bis yang kita tumpangi berhasil mengoverlap bis yang didepannya, para penumpang tanpa di komando langsung bersorak....horeeey….yeah….i got it…! Nampak kebahagiaan terpancar diwajah para penumpang dan tentunya juga sang supir itu sendiri….hehehehe…Uhuyyyyyy…!

Bayangan sebagai seorang navigator layaknya seperti cerita diatas. Dia sebagai navigator haruslah mempunyai nyali yang tinggi dan tentunya juga piawai dalam membaca peta lomba yang dijadikannya sebagai peta jalan buat sang pembalap. Dengan kecepatannya yang sangat tinggi seorang pembalap sangat tergantung juga oleh kepiawaian seorang navigator didalamnya. Salah sedikit saja sang navigator dalam membaca peta lomba bukan mustahil nyawa yang menjadi taruhannya. Jadi disini keberhasilan dari seorang pembalap tentunya tidak terlepas dari kepiawaian seorang navigator didalamnya. Bagaimana dengan sobat bloggers, apakah anda punya nyali untuk menjadi seorang navigator ? punya nyali untuk selalu enjoy dengan kecepatan yang cukup tinggi ?

Sambil sobat bloggers berandai-andai sebagai seorang navigator mari kita dengarkan sebuah alunan musik indah dari Kitaro – “Caravansary”

56 thoughts on “Navigator Sang Pembalap

  1. Ahahahahahag, jadi ingat pas dulu masih sering PP Jakarta-Magelang, busnya pasti lewat Pantura, dan kalau lewat sana pasti heboh semua, huahahag. Ada ibu-ibu yang teriak nyuruh sopirnya pelan-pelan, ada lagu dangdut dari jaman kapan, ada yang bawa ayam jago, dll. :mrgreen: Nostalgia abisss

  2. aku selalu jadi navigator mas Ben, tp bukan navigator pembalap, kelasnya cuma sbg pendamping adikku yg slalu jd supir setiap kemanamana 😀
    tapi tugasku untung ga seberat navigator pembalap, ngomongnya kalau pas ada tanda papan penunjuk arah aja, selebihnya cuma diem, abis kalau kebanyakan ngomong, supirnya malah ngomel, bikin kagok katanya 😀

  3. bukan cuma yang lewat pantura, gan … tapi supir-supir yang arah “timur” alias majalengka, cirebon, dsk … bawaannya emang fly kalo bawa bis. Saya suka stress kalau naek bis Sami Djaja (Bandung-Tegal). Apalagi pas lewat Cadas Pangeran … Huiii, bener kata Kang Ben nih, mereka pikir punya nyawa 2 kali …

  4. aku pernah naik bis sumber kencono kalau nggak salah namanya, malam hari dari surabaya …. ampun …. kayak terbang saja, cepet memang, tapi ngerinya itu lho, heran kebanyakan penumpang malah pada tidur pulas

  5. Jadi navigator juga butuh kepercayaan yang sangat kepada si pembalapnya ya. Karena bagaimanapun juga nasib kan berada di tangan pembalap itu, yang memegang kendali kendaraannya, hehehe 😛

    Ah, gila ya tuh kalau naik bus. Busnya ngebut-ngebutan penumpangnya malah nyorakin, makin ngebut dan ngawur deh busnya, hahaha

  6. ga cuma disana, bis antar kota di jawa timur juga kayak gitu. semuanya berani mati. kayaknya memang mereka kudu punya mental kayak gitu biar cepat sampai :mrgreen:

  7. wah..aku nggak banget deh jadi navigator!. Takut uuiyy. Pernah tuh naik bis Jakarta -Bali di kursi paling depan. Mulai dari posisi duduk tegap, hingga makn melorot dan melorot posisi duduknya saking ketakutannya he he ..

  8. jangankan bus jawa om, bus bus di Palembang pun bak pembalap semua.. udah ngebut banget, musik ajep-ajep pun berdentum dengan sangat keras.. apalagi kalo malam, lampu warna warni bener-bener bikin suasana kayak lagi dimanaaaaa gitu.. hahahahhaha 😀

  9. Wah ngomongin supir bis aku jadi inget pas naik bis malem Jakarta Malang, milihnya selalu kursi dibelakang supir dan maunya naik bis yang terkenal ngebutnya, maksudnya biar cepet nyampe hehehehe… Sukurlah sekarang udah nggak harus naik bis lagi, makin lama makin banyak pilihan alat transportasi yang lebih cepat. 🙂

  10. Saya pernah jadi navigator / Co-Driver / 1st Mate, drivernya bini. Mobilnya bukan Citroen C4 WRC ato Evo X Grup.N, cuman Honda Stream jadul…

    Rute : Jogja – Sukabumi (mudik)

    Pacenote? GPS.

    hasilnya? Molor 2 jam karena kebanyakan maen-maen & brenti 😆

Tinggalkan Balasan ke Chita Batalkan balasan